bisnis paling gratis

Jumat, 07 Januari 2011

Dari Babad Panji Tengkorak ke Intan Permata Rimba (1)

Panji tengkorak, Seno Gumira Ajidarma

Sebuah tulisan yang membahasa tentang Panji Tengkorak hingga Komik Intan Permata Rimba


Oleh: Seno Gumira Ajidarma

Hans Jaladara mulai dikenal melalui seri Panji Tengkorak, yang mulai terbit tahun 1968. Itu berarti saya membacanya ketika berumur 10 tahun. Tak ada harapan akan terdapat objektivitas bukan? Namun bahkan setelah berumur lebih dari 50 tahun, apa yang kiranya dapat disebut Babad Panji Tengkorak tidaklah dapat saya atasi dan periksa dari luar dengan suatu jarak, melainkan saya selalu berada di dalam jagad tersebut.

komik panji tengkorak terbitan ELEX
Image from Hak Karya BLG
[i]

Adapun yang saya maksud dengan Babad Panji Tengkorak bukan cuma komik Panji Tengkorak, melainkan bersama dengan sekuelnya, yakni Walet Merah (1969) dan Si Rase Terbang (1968). Memang benar bahwa sesuai tradisi cerita silat, masih ada sekuel kelanjutannya, seperti Kembalinya Si Rase Terbang (1975), Dian dan Boma (1972), tak ketinggalan juga percabangannya, Pandu Wilantara (1977), bahkan sebelum Panji Tengkorak sudah terdapat Drama di Gunung Sanggabuana (1968), tetapi dalam apa yang saya sebutkan sebagai Babad Panji Tengkorak masih dapat saya ajukan argument, bahwa urusannya masih sekitar tokoh Panji Tengkorak: Warti Si Walet Merah mengembara dan menimbulkan kegemparan di mana-mana hanya karena mencari “Bang Panji”; sedangkan Pandu Wilantara, tokoh utama dalam Si Rase Terbang (tempat tokoh Si Rase Terbang hanya berada di pinggiran) adalah satu-satunya murid Panji Tengkorak yang telah menjadi korban akibat getah dari nama besar Panji Tengkorak itu. Ketiga judul dalam Babad Panji Tengkorak itu nyaris selalu saya ulang baca dari waktu ke waktu, karena di sana masih saja selalu terasa terdapatnya keagungan dari suatu drama kehidupan. Ya, meski action dan penggambaran adegan silatnya selalu saya nikmati sebagai suatu koreografi, adalah pertemuan dan konflik berbagai karakter-nyalah, yang ironis dan getir, memberikan kepada saya pesona suatu drama besar antarmanusia yang tidak pernah putus menggugah gagasan baru.


Sumber:
Dikutip dari sebuah tulisan pengantar untuk komik Intan Permata Rimba vol.1
Halaman 2. Komik Koloni M&C November 2010.
Diketik tanpa perubahan oleh Penggemar komik Indonesia dan diupload di sini.

******$$$$$$$$$*********

Lanjutan tulisan diatas dapat dibaca disini

Semoga tulisan tersebut menjadi tambahan informasi untuk kita penggemar komik Indonesia.

salam,


Penggemar Komik Indonesia
Jum'at, 7 Januari 2011
Banjarmasin

[i]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar